Fakta Film Trinil: Balekno Gembungku Karya Hanung Bramantyo

Fakta Film Trinil Balekno Gembungku

Film Trinil: Balekno Gembungku ini tidak hanya sekadar hiburan semata, namun sebuah karya seni yang sangat memukau. Dengan aksi, misteri serta sejumlah fakta menarik yang begitu mendalam.

Film horror karya Hanung Bramantyo ini berlatar belakang sejarah Trinil, menciptakan pengalaman sinematik yang sungguh memikat. Tidak heran Trinil mampu mencuri hati para pecinta film Indonesia.

Fakta Menarik Film Trinil: Balekno Gembungku

Trinil Balekno Gembungku

Bila Anda mencari film horror yang sangat memukau dengan teknologi CGI terkini, Trinil bisa dijadikan pilihan tepat. Berikut ini beberapa fakta film Trinil, antara lain :

1. Kembalinya Hanung Bramantyo Usai 17 Tahun Tidak Garap Film Horor

Hanung Bramantyo dikenal sebagai salah satu sutradara yang banyak menggarap film bergenre drama. Hanung pernah membuat film horor yakni Lentera Merah (2006), disusul film horor keduanya Legenda Sundel Bolong (2007).

Kini usai 17 tahun, Hanung Bramantyo kembali ke genre horror, film Trinil: Balekno Gembungku jadi comebacknya dia. Film ini akan mengambil setting masa lalu yakni pada tahun 1970an.

2. Ide Cerita Terinspirasi Dari Drama Radio 1985

Pada tahun 1985, ada sebuah drama radio judulnya Trinil yang begitu popular saat itu. Salah satu karakter paling ikonik yang melekat di dalam drama sandiwara Trinil ialah Mbok Suminten.

Mbok Suminten menjadi ikon Trinil, sebab satu kalimatnya yang begitu khas yakni ‘Trinil, balekno gembungku.’ Saat itu sosok Mbok Suminten yang hanya dapat didengar suara rintihannya tersebut.

Mempunyai popularitas yang dapat mengalahkan Nini Pelet, bahkan hingga Mak Lampir. Dialog yang merupakan suara rintihan dari Mbok Suminten itu sepertinya yang menjadi benang merah antara film Trinil: Balekno Gembungku.

Dengan Sandiwara Trinil yang ada di masa lalu, namun pada versi filmnya ini akan dibuat sama sekali berbeda dengan drama radio. Bahkan karakter Mbok Suminten tidak akan muncul dalam filmnya.

3. Menggandeng Sinemas Serta Aktor Malaysia

Trinil diproduksi oleh Dapur Film yang merupakan PH milik Hanung Bramantyo, bekerja sama dengan PH Malaysia yakni Seven Skies Motion. Selain itu, Trinil juga turut menghadirkan artis Malaysia Fattah Amin.

Aktor serta penyanyi yang telah cukup lama berkarier di Malaysia tersebut akan memerankan sosok Yusof. Karakter tersebut adalah teman dari para pemain utama yang ada dalam film Trinil: Balekno Gembungku.

4. Tempat Syutingnya di Jawa Timur

Lokasi pengambilan gambarnya sendiri di Jawa Timur, Trinil sendiri merupakan sebuah desa kecil. Yang letaknya ada di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mempunyai keunikan tersendiri dalam sejarah.

Desa tersebut tidak hanya jadi nama tempat saja, namun juga melambangkan tempat penemuan fosil manusia purba. Yang pastinya sangat penting di dalam sejarah paleontologi dunia.

Sejarah Trinil sendiri dimulai pada tahun 1891, pada saat Eugène Dubois yakni seorang ahli paleontologi asal Belanda. Melakukan sebuah ekspedisi di sekitaran Sungai Solo, waktu itu Dubois menemukan.

Fosil-fosil manusia purba, lalu kemudian diidentifikasi sebagai Pithecanthropus erectus, atau lebih dikenal sebagai Manusia Jawa. Penemuan Pithecanthropus erectus di Trinil jadi tonggak sejarah ci dalam studi evolusi manusia.

Fosil-fosil yang ditemukan oleh Eugène Dubois, seperti gigi dan tengkorak, membuka jendela wawasan baru terkait dengan asal usul manusia. Serta membuktikan bahwa manusia purba sudah menghuni wilayah Indonesia.

5. Naskahnya Digarap Sejak Tahun 2022

Penggarapan film Trinil: Balekno Gembungku ini dimulai tahun 2022, ketika Hanung Bramantyo melempar ide. Serta konsep kasar terkait drama radio berjudul Trinil kepada Haqi Ahmad, saat itu Haqi masih menyelesaikan.

Naskah berjudul Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, di tengah-tengah kesibukannya, Haqi Ahmad tertarik pada konsep yang ditawarkan. Hanung Bramantyo berhasil menyelesaikan draft kelima dari Trinil pertengahan tahun.

6. Menggunakan Teknologi CGI

film Trinil: Balekno Gembungku berhasil menggabungkan teknologi CGI terkini guna menciptakan efek visual yang sangat spektakuler. Mulai dari aksi seru bahkan hingga keindahan alam yang sangat memukau.

Teknologi CGI memungkinkan si pembuat film, untuk bisa menciptakan karakter dan juga makhluk fantastis tanpa batasan fisik. Contohnya, karakter makhluk luar angkasa bisa dibuat dengan detail yang begitu tinggi.

Aksi serta pertarungan di dalam film jadi lebih realistis dan pastinya dramatis berkat teknologi CGI. Penggunaan CGI memungkinkan koreografi sangat kompleks serta gerakan yang tidak dapat dilakukan secara fisik.

7. Shalom serta Wulan Guritno Perankan Karakter yang Sama

Trinil: Balekno Gembungku juga menajdi film perdana yang menyatukan Wulan Guritno dengan anaknya yakni Shalom Razade. Shalom Razade serta ibunya memang tidak berada di dalam satu adegan.

Sebab mereka berdua akan memerankan karakter yang sama, Shalom Razade dalam film ini akan menjadi versi muda sosok Ayu. Yang sosok dewasanya diperankan Wulan Guritno, Ayu sendiri merupakan wanita ambisius.

Yang menghalalkan berbagai macam cara untuk bisa mencapai tujuannya. Karakternya di film Trinil: Balekno Gembungku akan digambarkan secara rinci, sejak muda, mati hingga kehidupannya usai kematiannya.

Related Post